SOKOGURU, JAKARTA- Studi McKinsey & Company pada 2023 menemukan, bisnis berbasis artifisial intelegensia (AI) atau kecerdasan buatan dalam penjualan dan pemasaran, dapat meningkatkan pendapatan hingga 15% dan mengurangi biaya operasional hingga 20%.
Studi PwC 2025 juga memprediksi Implementasi AI akan secara signifikan meningkatkan pendapatan pada ekonomi global. Riset memproyeksikan peningkatan produk domestik bruto (PDB/ GDP) sebesar US$15 triliun hingga 2030.
Menanggapi kedigdayaan dampak AI dalam bisnis secara global tersebut, Lazada sebagai pionir penerapan AI dan GenAI pada platform eCommerce di Asia Tenggara, berupaya untuk mendorong penerapan AI para penjual online Indonesia ke dalam operasional bisnis dengan inovasi kelas dunia.
Baca juga: Sebanyak 198 Startup Indonesia Sudah Gunakan Artificial Intelligence (AI)
Demikian disampaikan Chief Executive Officer Lazada Group, James Dong, dalam keterangan resmi yang diterima Sokoguru, Selasa, 1 Juli 2025.
“Mengintegrasikan teknologi baru yang belum familiar bukan hanya soal waktu dan usaha, namun juga dibutuhkan sumber daya yang tepat, panduan yang jelas, dan perencanaan yang matang agar dapat berhasil,” ujarnya.
Sebab itu, sambung Dong, pihaknya berkomitmen untuk mempermudah perjalanan tersebut bagi para penjual di Lazada dengan menghadirkan inovasi kelas dunia dan alat berbasis AI canggih untuk mendukung kesuksesan mereka.
Baca juga: Kemendag, Lazada, dan Lampu.id Kolaborasi Dorong Konsumen Berdaya dalam Ekosistem Digital
Seperti diketahui, pengembangan dan implementasi Artificial Intelligence (AI) digadang-gadang akan menjadi awal dari transformasi besar di dalam industri eCommerce yang terus berkembang.
Pekerjaan yang sifatnya repetitif akan mulai digantikan dengan otomatisasi yang ditawarkan AI, sehingga meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Hal itu sejalan dengan studi McKinsey & Company pada 2023 dan Studi PwC 2025.
Lebih lanjut, Dong menjelaskan, Lazada berkolaborasi dengan Kantar melakukan Riset Menjembatani Kesenjangan AI: Persepsi dan Tren Adopsi Penjual Online di Asia Tenggara pada 2025.
Baca juga: BRI Mengubah Layanan Perbankan Digital dengan Kecerdasan Buatan
“Hasilnya menemukan, penjual di Indonesia menyambut keberadaan AI secara positif, dengan 91% dari responden lebih siap mengadopsi AI dalam kehidupan pribadi mereka. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pembeli (78%),” ujarnya.
“Indonesia sendiri juga menyimpan potensi besar untuk menjadi negara adidaya AI di Asia Tenggara. Saat ini, sudah 29% penjual online di Indonesia yang mahir mengintegrasikan AI di berbagai aspek operasional bisnis,” tambahnya.
Meski begitu, menurut Dong, mayoritas penjual masih memiliki keraguan mengenai manfaat jangka pendek dari kegunaan AI (68%) dan investasi awal yang harus dikeluarkan dalam implementasinya (69%).
“Temuan itu menandakan perlunya sistem pendukung untuk mendorong penggunaan AI dan menjadikan Indonesia menjadi negara adidaya AI,” katanya lagi.
Buku Panduan AI Khusus Penjual Online Terintegrasi Fitur AI Lazada
Menjawab kesenjangan AI di antara para pelaku usaha di eCommerce, Lazada bekerja sama dengan Kantar memfasilitasi penjual online lewat Buku Panduan Kesiapan AI Penjual Online.
Buku tersebut dirancang untuk membantu penjual memaksimalkan kecanggihan AI ke dalam bisnisnya, panduan ini mengategorikan penjual ke dalam tiga model kesiapan yang merepresentasikan berbagai tahapan adopsi dan kesiapan AI, yakni AI Adepts (Pengguna lanjutan AI), AI Aspirants (Pengguna parsial AI), dan AI Agnostics (Pengguna minimal AI).
Berdasarkan tingkat kesiapan itui, Lazada merancang panduan strategis yang mampu membantu penjual di masing-masing tingkat untuk mengintegrasikan AI ke dalam operasional bisnisnya.
Integrasi AI sesuai dengan tingkat kesiapan ini dilakukan demi mendukung penjual dalam mengadopsi AI ke dalam operasional bisnis hingga bisa meraih kesuksesan di lanskap ekonomi digital yang terus berkembang.
Sementara itu, Head of Business Growth and Operations, Lazada Indonesia, Amelia Tediarjo, mengatakan, Lazada menyadari, AI akan menjadi bagian integral dari ekosistem eCommerce. Oleh karena itu, Lazada mengembangkan berbagai fitur AI untuk menjawab kebutuhan penjual, mulai dari membuat daftar produk, mengelola hubungan dengan pelanggan, hingga meningkatkan konvensi penjualan.
“Fitur-fitur itu dapat dengan mudah diakses bagi penjual di Lazada untuk memaksimalkan performa dan efisiensi bisnis dalam ekosistem Lazada,” ujarnya.
Menurut Amelia, pada tahap awal, penjual dapat memanfaatkan Lazada Business Advisor untuk wawasan tren pasar dan analitik performa toko. Kemudian, AI Smart Listing membantu penjual menciptakan product listing yang menarik dan dipersonalisasi, yang dibantu AI untuk menonjolkan fitur-fitur penting produk.
Penjual kategori fesyen bahkan bisa menggunakan model AI dalam fitur tersebut untuk membuat produk jualannya semakin terlihat menarik.
“Untuk optimalisasi efisiensi operasional, tersedia Lazada IM Shop Assistant (LISA) yang mempercepat komunikasi dengan pelanggan, serta Lazada Sponsored Solutions yang menawarkan iklan berbasis AI dengan target audiens yang tepat,” imbuhnya.
Dalam hal terobosan pengalaman pelanggan, Lazada menghadirkan inovasi seperti AI-Powered Skin Test yang menganalisis kondisi kulit menggunakan AR untuk rekomendasi produk lebih tepat, serta Virtual Try-On untuk pengalaman mencoba produk secara virtual.
Data yang dihasilkan saat pelanggan mencoba fitur itu terkoneksi dengan chatbot AI Lazzie yang akan memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi.
“Semua fitur ini dirancang untuk membantu penjual meningkatkan peluang konversi ke penjualan agar mereka mampu mengembangkan bisnis mereka secara efektif dan kompetitif,” ujarnya lagi.
Sebagai platform eCommerce terdepan di Indonesia dan Asia Tenggara, Lazada terus berkomitmen dalam pengembangan teknologi, termasuk investasi pada AI, sebagai katalisator pertumbuhan dan pemberdayaan penjual.
“Menerapkan AI bukan berarti hanya mengikuti arus perubahan, melainkan menjadi yang terdepan. Penjual yang siap mengadopsi AI adalah penjual yang siap menghadapi masa depan,” katanya.
“Di Lazada, kami bangga dapat mendampingi perjalanan ini dengan berbagai dukungan dan teknologi yang dibutuhkan penjual untuk menggapai kesuksesan di era baru,” tutup Amelia.
Untuk memahami lebih lanjut bagaimana AI dapat mendukung penjual dalam meningkatkan performa bisnis mereka, akses buku panduan An Artificial Intelligence Readiness Playbook for Online Sellers (Buku Panduan Kesiapan AI Penjual Online) di sini. (SG-1)